Sesuap informasi untuk petani

Jumat, 14 Oktober 2016

Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Alternatif Cara Modern

Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Alternatif Cara Modern



Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Maka dari itu, tak heran jika budidaya ikan nila sering ditemui di Indonesia. Cara budidaya ikan nila sangat beragam salah satunya budidaya ikan dengan sistem bioflok. Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok merupakan budidaya yang menjadi alternatif lain yang mulai banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan pada saat ini. Sistem ini menjadi populer karena jika dibandingkan dengan sistem konvensional mempunyaikelebihan diantaranya lebih irit pakan dan tingat kematian ikan lebih kecil.
Sistem bioflok telah diterapkan pada beberapa budidaya ikan diantaranya ikan lele, udang dan tidak menutup kemungkinan dapat juga diterapkan pada ikan lain diantaranya ikan nila. Bioflok adalah gumpalan atau agregat yang berisi mikroorganisme yang sangat baik untuk pakan ikan. Selain terdapat mikroorganisme, bioflok juga terdiri dari bahan organik dan non organik, kation, dan polimer organik. Bahan organik dalam bioflok tersebut berisi 2-20% mikroorganisme dan 60-70% bahan organik lainnya, sedangkan bahan anorganiknya berkisar 30-40%. Budidaya ikan nila sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan mikroorganisme di pacu dengan cara memberikan kultur bakteri non pathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam.
Budidaya Ikan Nila dimulai dengan penebaran benih nila berukuran sekitar 4 gram dalam kolam bak semen seluas 160 m2 dengan kepadatan 38 ekor per m2 pada salinitas 10 ppt. Pakan komersil (kandungan protein kasar 28%) diberikan pada bulan pertama sebanyak 4% dari total berat badan. Berikutnya pada bulan kedua sebanyak 3,5%, bulan ketiga sebanyak 3%, dan pada bulan keempat sebanayak 2,5%. Sebagai sumber karbon organik pemicu pembentukan flok, diberikan molase sebanyak 300 ml. Molase diberikan setiap tiga hari sekali atau 2 kali per minggu. Aerasi udara diberikan secara merata dengan jarak 2 m. Setelah memasuki masa pemeliharaan bulan ketiga, kincir diberikan dengan tujuan untuk menambah kandungan oksigen di kolam pemeliharaan.
Pemanenan pada ujicoba budiaya ikan nila dengan sistem bioflok ini dilakukan pada masa pemeliharaan 4 bulan. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 508 kg, dengan rata-rata berat ikan 154 gram . Jika hasil panen ikan nila tersebut dikonversi dalam satuan luas hektar adalah 31,74 ton/ha. Lebih dari setengah dari populasi ikan dapat dipanen atau dengan kata lain tingkat kelangsungan hidup (SR) Nila sebesar 55%. Sedangkan nilai konversi pakan (FCR) nya mendekati satu, yakni 1,06.
Penyebab SR rendah belum dipastikan lebih lanjut. Kemungkinannya adalah efek dari perubahan mikroba di kolam. Alga dan bakteri benang sering menjadi kerangka flok. Selama 3 kali pengamatan, diketahui bahwa terjadi suksesi mikroba yakni menghilangnya dominasi alga benang sebagai penyokong kerangka flok utama. Dominasi alga benang dapat dilihat dari flok yang berwarna hijau kebiruan dan ukuran flok yang besar.

Daftar Pustaka

Widodo. 2016. Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok. http://www.gemaperta.com/2016/03/budidaya-ikan-nila-dengan-sistem-bioflok.html. diakses pada tanggal 14 Oktober 2016.


Nama   : Yudhi Rizaldi
NIM    : 15/383575/PN/14406

5 komentar:

  1. Nama : Andre Prabowo Suwandi
    NIM : 15/378217/PN/14023
    Kelompok : 1
    Nilai Penyuluhan yang terkandung
    1. Adanya sumber teknologi atau ide
    Penggunaan sistem bioflok alternatif secara modern merupakan cara yang baik untuk meningkatkan produksi ikan nila.
    2. Adanya sasaran
    Sasaran dari tulisan ini adalah pembudidaya ikan nila.
    3. Adanya manfaat
    Penggunaan sistem bioflok ini menguntungkan pembudadaya ikan nila sebab dapat meningkatkan produksi ikan nila.
    4. Adanya nilai pendidikan
    Sistem bioflok ini menarik untuk dipelajari sebab tingkat kelangsungan hidup ikan nila meningkat setelah menggunakan sistem ini.

    Nilai berita yang terkandung :
    1. Proximity
    Tulisan bersifat dekat atau terkait dengan pembudidaya ikan nila.
    2. Importance
    Dalam tulisan ini disebutkan bahwa dengan menggunakan sistem bioflok ini tingkat kelangsungan hidup ikan nila lebih tinggi sehingga penting untuk dibaca oleh pembudidaya ikan nila.
    3. Consequence
    Menggunakan sistem ini dapat menguntungkan pembudidaya sebab pakan lebih irit dan tingkat kematian ikan rendah.
    4. Development
    Penggunaan sistem bioflok ini dapat dikatakan berhasil sebab setelah dilakukan pemanenan lebih dari setengah populasi ikan dapat dipanen yang menandakan tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi.

    BalasHapus
  2. maaf pak. ada kah pelatihan di jawa tengah?

    BalasHapus
  3. Maaf pak,mau tanya padat tebar sistem bioflok ini max berapa untuk ikan nila

    BalasHapus
  4. Terimakasih informasinya, sangat bermanfaat. Jika anda gemar memancing, kunjungi website kami untuk tahu rahasia mendapat hasil ikan Nila berlimpah http://tokoaquatic.com/essence-ikan-nila-kilo-gebrus-umpan-paling-jitu/

    BalasHapus
  5. Pak kalau mau pelatihan bisa gak,

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Pages