Sesuap informasi untuk petani

Minggu, 06 November 2016

Dokumentasi Penyuluhan Pertanian Kelompik Tani Rukun Karang Kalasan







Jumat, 14 Oktober 2016

Gurihnya Bisnis Abon Ikan


Gurihnya Bisnis Abon Ikan
http://www.konsultasiusaha.com/wp-content/uploads/2015/03/abontuna1.jpg
            Zaman dahulu abon merupakan makanan yang terbuat dari daging sapi, makan ini sangat banyak digemari orang karena daging sapi dikelola hingga teksturnya lembut dan mudah dicerna, namun saat ini harga daging sapi selalu melambung tiap tahunnya hingga membuat orang berfikir membuat abon dari bahan dasar lainya yang mudah didapat dan harganya terjangkau. Ikan merupakan pilihan yang tepat untuk membuat abon, tekstur daging ikan yang lebih lembut dibanding dengan daging sapi akan membuat hasil olahan abona akan lebih lebih lembut dibanding dengan abon sapi.
            Menjadikan ikan sebagai bahan dasar abon merupakan pilihan yang tepat bagi anda yang ingin membuka bisnis kuliner abon, pada dasarnya hampir semua ikan dapat anda jadikan abon hanya pada saat ini yang mulai rame abon ikan tuna, ikan lele, dan ikan bandeng. ketiga ikan tersebut sangat mudah didapatkan. Bagi anda yang berada diwilayah pesisir pantai, anda dapat menjadikan ikan tuna sbagai bahan dasar usaha abon anda, namun bagi anda yang jauh dari aroma pantai alangkah baiknya anda menjadikan ikan lele maupun ikan bandeng sebagai pilihan tepat usaha anda. Kandungan pada ikan tidak kalah dengan kandungan pada daging sapi, kita ketahui bahwa kandungan omega pada ikan laut sangat tinggi sehingga menjadikan abon ikan tuna sangat cocok bagi anak-anak, selain banyak mengandung omega, abon ikan tuna juga mudah dicerna oleh anak-anak karena tekstur yang lembut.

Darimana saya memulai usaha ini?                                           
       Sebelum memulai segala sesuatu hendaknya anda melakukan persiapan agar yang anda rencanakan dapat berjalan lancar, terlebih jika anda ingin membuka usaha dengan modal yang tidak sedikit, tentunya anda melakukan konsultasi dengan para ahli yang terlebih ddahulu terjun dalam dunia bisnis. Berikiut adalah hal yang hendaknya anda lakukan sebelum membuka usaha abon ikan :
  • Siapkan tempat untuk produksi, tempat ini akan merupakan kantor kerja anda nantinya, karena bergerak dibidang kuliner maka yang perlu anda perhatikan adalah kebersihan, agar produk anda terlihat hygienist maka kebersihan tempat merupakan hal yang sangat penting.
  • Sediakan alat produksi, alat produksi disini tentunya menyesuaikan budget yang anda miliki. yang wajib anda miliki dalam pembuatan abon adalah mesin peniris minyak, mengingat abon yang banyak mengandung minyak tidak akan bertahan lama maka anda memerlukan mesin untuk meniriskan minyak. Jika budget yang anda miliki cukup besar maka sebaiknya anda menggunakan mesin agar hasil produksi dapat maksimal. Adapaun mesin yang adan butuhkan adalah panci presto, mesin suwir bon, mesin penggorengan, mesin peniris, dan sealer.
  • Sediakan nama bagi produk anda, gunakan saja nama yang mudah diingat orang sehingga orang akan cepat mengenal produk abon anda.
  • Daftarkan nama usaha anda, untuk meyakinkan konsumen anda dapat mendaftarkan produk anda sehingga anda akan mendapatkan nomor dari BPOM yang dapat anda cantumkan pada produk anda sehingga orang yakin akan produk anda.
Dimana nantinya saya menjual abon nantinya?
       Setiap orang yang akan membuka usaha pastinya memikirkan dimana nantinya produknya akan dijual, seperti saat anda membuka usaha ternak ayam maka anda terlebih dahulu tahu orang yang akan mau membeli ayam anda saat panen. Begitu juga dengan usaha abon ini, karena ini produk anda adalah olahan kuliner maka alangkah baiknya anda menawarkan pada tetangga anda atupun orang terdekat anda maupun rekan kerja anda, jika respon mereka baik anda dapat mulai menitipkan pada warung terdekat, pasar, kantin dimana anda bekerja atupun dapat juga pada pusat oleh-oleh. Semakin banyak toko yang anda titipi produk adan maka akan semakin banyak pula orang yang akan mengenal anda.

Bagaimana cara membuat abon ikan?
       Setelah anda membaca artikel diatas tentunya anda mempunyai gambaran bisnis abon yang menjajijkan, kini saatnya anda mengetahui proses pembuatan abon dari awal hingga abon ikan kemasan siap saji. Berikut yang terlebih dahulu anda siapkan sebelum memulai membuat abon ikan (kita mengambil contoh ikan tuna, anda dapt juga mengganti dengan ikan lele maupun bandeng, paten):
http://www.konsultasiusaha.com/wp-content/uploads/2015/03/abontuna4.jpg
Bahan Utama:
  • 500 gram ikan tuna
  • 300 ml santan dari 1 butir kelapa
  • 2 sendok makan gula merah
  • 2 sendok makan bawang putih goreng
  • 2 buah cabai merah, buang biji, iris serong tipis, goreng sebentar
Bumbu Halus:
  • 1 cm kunyit
  • 8 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 1/2 sendok teh merica
  • 4 butir kemiri, sangrai
  • 2 1/2 sendok teh garam
Setelah semua bahan berhasil anda kumpulkan maka saatnya anda membuat abon ikan tuna, ikuti langkah sebagai berikut:
http://www.konsultasiusaha.com/wp-content/uploads/2015/03/abontuna3.jpg
  • Kukus ikan tuna hingga lunak tetapi tidak hancu, usahakan anda menggunakan panci presto sehingga tulang ikan ikut lunak.
  • Parut atau suwir-suwir ikan,jika menggunakan mesin anda dapat menggunakan mesin suwir abon sehingga akan menghemat waktu dan tenaga namun meningkatkan angka produksi anda.
  • Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus, serai dan jahe hingga harum.
  • Masukkan ikan dan santan, aduk rata. Masak dengan api kecil sambil diaduk hingga kering. Untuk memasak anda dapat juga menggunakan mixer abon yang digunakan sekaligus untuk memasak.
  • Panaskan minyak, goreng adonan ikan hingga kering. Angkat dan tiriskan.
  • Pres atau peras hingga minyaknya tiris. Usahakn selalu menggunakan mesin peniris minyak / spinner agar minyak benar-benar hilang, hal ini akan membuat abon ikan anda lebih awet.
  • Abon siap dikemas.

            Mudah bukan cara pembuatan abon ikan diatas, hanya dalam 6 langkah anda dapat mulai memasarkan abon ikan anda. Jika anda berniat membuat usaha dalam skala menengah keatas hendaknya anda terlebih dahulu mengkonsultasikan pada penjual mesin usaha abon yang terpercaya, hal ini akan menghindarkan anda dari penggunaan mesin yang tidak berguna dan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sumber : http://www.konsultasiusaha.com/gurihnya-bisnis-abon-ikan/. Diakses jumat, 14 Oktober 2016 pukul 18.24 WIB.


Widyanti Noviya Dewi
15/378289/PN/14095
DPKP B1


Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Alternatif Cara Modern

Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok Alternatif Cara Modern



Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Maka dari itu, tak heran jika budidaya ikan nila sering ditemui di Indonesia. Cara budidaya ikan nila sangat beragam salah satunya budidaya ikan dengan sistem bioflok. Budidaya ikan nila dengan sistem bioflok merupakan budidaya yang menjadi alternatif lain yang mulai banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan pada saat ini. Sistem ini menjadi populer karena jika dibandingkan dengan sistem konvensional mempunyaikelebihan diantaranya lebih irit pakan dan tingat kematian ikan lebih kecil.
Sistem bioflok telah diterapkan pada beberapa budidaya ikan diantaranya ikan lele, udang dan tidak menutup kemungkinan dapat juga diterapkan pada ikan lain diantaranya ikan nila. Bioflok adalah gumpalan atau agregat yang berisi mikroorganisme yang sangat baik untuk pakan ikan. Selain terdapat mikroorganisme, bioflok juga terdiri dari bahan organik dan non organik, kation, dan polimer organik. Bahan organik dalam bioflok tersebut berisi 2-20% mikroorganisme dan 60-70% bahan organik lainnya, sedangkan bahan anorganiknya berkisar 30-40%. Budidaya ikan nila sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan mikroorganisme di pacu dengan cara memberikan kultur bakteri non pathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam.
Budidaya Ikan Nila dimulai dengan penebaran benih nila berukuran sekitar 4 gram dalam kolam bak semen seluas 160 m2 dengan kepadatan 38 ekor per m2 pada salinitas 10 ppt. Pakan komersil (kandungan protein kasar 28%) diberikan pada bulan pertama sebanyak 4% dari total berat badan. Berikutnya pada bulan kedua sebanyak 3,5%, bulan ketiga sebanyak 3%, dan pada bulan keempat sebanayak 2,5%. Sebagai sumber karbon organik pemicu pembentukan flok, diberikan molase sebanyak 300 ml. Molase diberikan setiap tiga hari sekali atau 2 kali per minggu. Aerasi udara diberikan secara merata dengan jarak 2 m. Setelah memasuki masa pemeliharaan bulan ketiga, kincir diberikan dengan tujuan untuk menambah kandungan oksigen di kolam pemeliharaan.
Pemanenan pada ujicoba budiaya ikan nila dengan sistem bioflok ini dilakukan pada masa pemeliharaan 4 bulan. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 508 kg, dengan rata-rata berat ikan 154 gram . Jika hasil panen ikan nila tersebut dikonversi dalam satuan luas hektar adalah 31,74 ton/ha. Lebih dari setengah dari populasi ikan dapat dipanen atau dengan kata lain tingkat kelangsungan hidup (SR) Nila sebesar 55%. Sedangkan nilai konversi pakan (FCR) nya mendekati satu, yakni 1,06.
Penyebab SR rendah belum dipastikan lebih lanjut. Kemungkinannya adalah efek dari perubahan mikroba di kolam. Alga dan bakteri benang sering menjadi kerangka flok. Selama 3 kali pengamatan, diketahui bahwa terjadi suksesi mikroba yakni menghilangnya dominasi alga benang sebagai penyokong kerangka flok utama. Dominasi alga benang dapat dilihat dari flok yang berwarna hijau kebiruan dan ukuran flok yang besar.

Daftar Pustaka

Widodo. 2016. Budidaya Ikan Nila Dengan Sistem Bioflok. http://www.gemaperta.com/2016/03/budidaya-ikan-nila-dengan-sistem-bioflok.html. diakses pada tanggal 14 Oktober 2016.


Nama   : Yudhi Rizaldi
NIM    : 15/383575/PN/14406

Meraup Untung dari Budidaya Ikan Nila

Meraup Untung dari Budidaya Ikan Nila


Muhammad Saryanto warga Pusmalang Wukisari, Cangkringan RT 04/RW 06, Sleman, Yogyakarta adalah salah satu dari sekian ratus orang yang berhasil dalam usaha pembesaran ikan nila. Sejak tahun 2010, pria berumur 47 tahun ini membudidayakan nila Raja Singa Super (nila RSS) yang merupakan verietas baru pada jenis nila.

Ikan ini menurut Suryanto, mempunyai kecepatan tumbuh lebih cepat dibanding nila umumnya, yaitu mampu panen dalam waktu 58 hari untuk ukuran konsumsi seberat 300-400 gram.
Munculnya ikan varietas baru, nila Raja Singa Super (nila RSS), menggugah hasrat ketertarikan Saryanto terhadap Budidaya ikan dimulai sejak tahun 2008. Saat itu ia membudidayakan ikan lele. Namun ketika melihat teman-temannya mampu meraup untung melimpah dari Budidaya nila varietas baru ini, ia pun beralih membudidayakan nila RSS. Dia lantas mendatangi pelopor usaha pembibitan nila RSS, yaitu Rahadian Surya yang punya tambak di Cangkringan Sleman Yogyakarta, dan dari situlah ia membeli benih nila RSS.
Berbekal modal awal Rp4 juta, Saryanto membeli benih ikan nila RSS. Varietas baru ikan nila ini merupakan hasil perkawinan silang anakan ikan nila Raja Singa yang memiliki nama asli Citralada dengan indukannya.
Saat mencoba memulai usaha pembesaran ikan nila RSS dengan modal tersebut, Saryanto membeli benih ikan seukuran kira-kira ukuran 2 jari dengan jumlah 6 ribu ekor benih untuk satu kolam ukuran 5 m x 10 m x 1 m.
Benih tersebut ia beli seharga Rp 1,2 juta atau harga benih per ekor Rp 200. Sisa modal Rp 4 juta tersebut digunakan Saryanto untuk membeli pupuk, pakan, dan peralatan Budidaya seperti terpal, jaring, lambit, dan lainnya.
Dari hasil tebar 6 ribu ekor ikan nila RSS itu, didapat hasil panen yang ternyata lumayan besar 529 kg. Dari situlah Saryanto akhirnya berpikir untuk menambah kolam pembesarannya sebanyak 4 kolam.
Kolam-kolam tersebut berukuran 5 m x 10 m x 1 meter. Saryanto sebelumnya sudah memiliki kolam tanah sebanyak 15 kolam. Kolam itu sebelumnya dipakai untuk Budidaya ikan lele.
Menurut Saryanto, pemakaian kolam tanah sangat baik dibanding memakai kolam beton. Hal ini karena Budidaya ikan pada kolam tanah akan membantu penyediaan pakan alami untuk ikan terutama plankton. Perombakan sisa pakan dan metabolisme ikan juga bisa terurai secara alami.
Selain itu, dari segi ekonomis biaya yang dikeluarkan untuk membuat kolam tanah relatif murah. Berbeda dengan Budidaya ikan di kolam beton/semen, penyediaan pakan alami pada kolam beton lebih sedikit, dan proses penguraian alami sulit terjadi. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat kolam semen juga lebih mahal.
Kolam untuk Budidaya ikan ini tidak perlu dikuras, karena menggunakan konsep air mengalir/tidak tergenang, ditunjang dengan sistem inlet (pemasukan) dan outlet (pengeluaran) air, sehingga air di kolam pemeliharaan berganti otomatis tiap hari. Kolam Budidaya ini bisa memanfaatkan aliran air dari mata air atau sungai. (hiu)


Daftar Pustaka:

Red. 2016. Meraup Untung Dari Budidaya Ikan Nila. http://www.suarakarya.id/2016/01/21/meraup-untung-dari-budidaya-ikan-nila.html. Diakses pada 14 Oktober 2016 pukul 08.32 WIB.



Nama : Mutiara Kurnia Wati 
NIM    : 15/383565/PN/14396

Kamis, 13 Oktober 2016

BUSMETIK, SOLUSI PETAMBAK UDANG SKALA KECIL



BUSMETIK, SOLUSI PETAMBAK UDANG SKALA KECIL

Pengembangan teknologi Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik atau yang dikenal dengan Busmetik saat ini sedang gencar digalakkan. Pengembangan Busmetik merupakan upaya meningkatkan produktivitas dan efisien produk hasil perikanan yang makin diminati pasar lokal dan internasional.
Busmetik merupakan pengembangan teknologi budidaya udang, yang saat ini dijadikan media pembelajaran untuk mencetak peserta didik yang terampil dalam budidaya udang. Mengapa udang? Tak lain karena hingga saat ini udang menjadi komoditas bisnis yang sangat menguntungkan.
Teknologi Busmetik merupakan hasil kajian empiris sejak akhir tahun 2009, yang dilakukan oleh civitas akademika Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Inilah instrument pokok dalam pembelajaran pendidikan vokasi untuk program studi Teknologi Akuakultur di STP Serang, Banten.
Banyak keuntungan dari teknologi Busmetik, antara lain biaya murah sehingga terjangkau oleh petambak kecil dan menegah. Pengolahan tambak pun menjadi lebih mudah karena luasan petak menjadi lebih kecil dibandingkan tambak ekstensif/tradisional.
Teknologi Busmetik sangat cocok untuk budidaya udang vannamei (Litopeneus vannamei) karena udang vannamei dapat dipelihara dalam kepadatan tinggi, di atas 100 ekor/m3. Selain itu, udang vannamei memiliki pertumbuhan lebih cepat, lebih tahan terhadap penyakit, dan memiliki segmen pasar yang fleksibel.
Prosedur pemeliharaan
Beberapa komponen penting dalam penerapan teknologi Busmetik, yaitu:
(1) Wadah budidaya.
(2) Media budidaya.
(3) Biota budidaya.
(4) Lingkungan sekitar.
Wadah budidaya dibuat dengan dimensi yang tidak terlalu luas dan dilapisi plastik jenis high density poly ethylene (HDPE) dengan ketebalan 0,5 mm. Sementara kedalaman tambak berkisar 80—100 cm. Media budidaya, dalam hal ini air, harus memenuhi kriteria secara fisik, kimia, maupun biologi. Di samping itu, bebas dari hama dan penyakit. Biota budidaya yang akan dibudidayakan harus sehat, berukuran seragam (PL 10—12) dan bebas dari penyakit. Sementara dalam teknologi Busmetik, kondisi sekeliling tambak sangat berpengaruh. Oleh sebab itu, tambak hendaknya dikelilingi ekosistem mangrove.





Udang vannamei memiliki pertumbuhan lebih cepat dan lebih tahan terhadap penyakit (istimewa).

           Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh), proses pemeliharaan udang pada teknologi Busmetik diawali dengan penyiapan petakan tambak. Dimensi tambak berbentuk empat persegi panjang dengan luas 600—1.000 m2. Petakan tambak yang dilapisi plastik akan sangat memudahkan persiapan. Tambak cukup dikeringkan 1—2 hari, lalu dibersihkan dan selanjutnya siap diisi air.
Kegiatan selanjutnya adalah pensucihamaan dengan mengunakan kaporit. Dosis kaporit yang digunakan 50—60 mg per liter. Setelah 2—3 hari, air di dalam tambak akan netral dari klorin dan siap untuk diberikan bakteri probiotik jenis Bacillus.
Berdasarkan rilis Pusluh, ada dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam memberikan probiotik jenis Bacillus. Pertama, stochastic, yaitu berkaitan dengan waktu untuk memberikan probiotik. Kedua, deterministic, yaitu dosis yang cukup agar Bacillus mampu menjalankan perannya dengan baik.
Berdasarkan pemahaman terhadap kedua faktor tersebut, dalam teknologi Busmetik, Bacillus diberikan pada awal persiapan setelah air tambak netral dari klorin. Hal ini dimaksudkan agar Bacillus mendominasi mikroorganisme pada media pemeliharaan. Selanjutnya, pemberian Bacillus dilakukan secara berkala hingga akhir pemeliharaan untuk mempertahankan populasinya dalam air tambak. Pengalaman lapangan membuktikan, aplikasi Bacillus dengan cara seperti ini mampu mempertahankan kualitas air tambak lebih lama sehingga udang lebih stabil dan meminimalkan pergantian air.
Teknologi Busmetik telah terbukti menghasilkan panen udang dengan maksimal, yaitu tiga kali panen dalam 1 tahun. Tak heran jika pada tahun 2013, teknologi Busmetik mendapatkan apresiasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan, yang waktu itu dijabat oleh Sharif C. Sutardjo.
Sebagai contoh, berdasarkan pengalaman kelompok pembudidaya ikan Posdaya Mulyosari di Desa Sidomulyo, Ngadirejo, Pacitan, Jawa Timur, empang seluas 600 m2 dengan padat tebar tinggi 250 ekor/m3 menghasilkan 2.280 kg udang vannamei. Volume panen sudah memperhitungkan kelangsungan hidup udang selama budidaya sebesar 95%.
Empang plastik dapat dipakai untuk 3 kali siklus budidaya. Dengan investasi awal sebesar Rp 165 juta dan ongkos operasional Rp 67 juta, pendapatan per siklus mencapai Rp 114 juta. Bila dihitung setiap siklus, petambak Busmetik dapat memetik laba bersih sebesar Rp 47 juta di luar nilai investasi.
Produksi udang harus terus ditingkatkan guna mendongkrak peningkatan produksi perikanan budidaya secara nasional. Oleh sebab itu, di samping mengembangkan wirausaha dan perluasan lapangan pekerjaan, berbagai upaya akan terus dilakukan termasuk inovasi teknologi, salah satunya dengan teknologi Busmetik. Melihat hasil produksi udang yang sangat menjanjikan dalam Busmetik, sudah saatnya inovasi teknologi ini dapat diterima oleh masyarakat secara luas, terutama pelaku perikanan budidaya. Dengan begitu, keberhasilannya diharapkan dapat meningkatkan produksi udang nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kala itu, Sharif mengatakan bahwa teknologi Busmetik mampu meningkatkan produktivitas udang sehingga perlu terus dikembangkan. Harapannya, pengembangan tidak hanya dilakukan pemerintah, melainkan juga pihak swasta. Sharif menerangkan bahwa sejumlah tenaga ahli perikanan dari negara lain juga sudah mempelajari teknik budidaya tersebut dan berharap bisa dikembangkan di negaranya masing-masing. Tenaga ahli perikanan asing tersebut antara lain nerasal dari Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, India, dan China.
“Kesempatan memproduksi udang dengan teknologi Busmetik harus bisa dimanfaatkan Indonesia, mengingat sejumlah negara pesaing saat ini produksi udangnya gagal karena terserang penyakit ‘Early Mortality Syndrome (EMS)’ yang mematikan,” ujarnya. “Saya berharap agar di masa datang Indonesia tidak tertinggal lagi soal budidaya udang dari negara yang justru sebelumnya belajar dari kita. Kemampuan teknologi ini hendaknya bisa terus ditingkatkan dan terus dilakukan inovasi” (Althaf Danayah).

Daftar Pustaka:

Anonim. 2016. Busmetik, Solusi Petambak Udang Skala Kecil. http://infoakuakultur.com/blog/busmetik-solusi-petambak-udang-skala-kecil/#prettyPhoto. Diakses pada 13 Oktober 2016 pukul 13.18 WIB.


Nama    : Dyah Ayu Dwi Lestari
NIM       : 15/383470/PN/14301
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Pages